Jurnalpersada.com – Jakarta : Fraksi PDI Perjuangan DPR RI yang dipimpin oleh Bapak Charles Honoris menerima audiensi 5 organisasi kesehatan seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) beserta organisasi kesehatan lainnya yang menyampaikan beberapa tuntutan terkait wacana adanya RUU Kesehatan Omnibus Law.
Pertemuan itu digelar di ruang Fraksi PDI Perjuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (28/11/2022).
Mewakili Fraksi PDI Perjuangan DPR RI pak Charles Honoris ( Wakil Ketua Komisi IX DPR RI), menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada draft resmi RUU Kesehatan dan kami sangat terbuka untuk mendengarkan aspirasi dari berbagai organisasi termasuk organisasi profesi.
“Kami terbuka oleh masukan masyarakat, karena sampai saat ini belum ada draft resmi RUU Kesehatan dan kami sangat terbuka untuk mendengarkan aspirasi dari berbagai organisasi termasuk organisasi profesi.”ujarnya.
Dalam kesempatan audiensi tersebut, setelah mendengarkan keluhan rekan-rekan organisasi profesi dan apa yg telah disampaikan rekan Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Itet Tridjajati juga memberikan masukan atas pentingnya instrumen Medical Records untuk mengawasi kualitas kesehatan di Indonesia.
“Saya juga menegaskan bahwa manajemen pelayanan kesehatan perlu ada perencanaan yang matang dan sumber datanya tersebut ada dalam Medical Records”, paparnya.
“Selain itu, guna meningkatkan kualitas kesehatan, anggaran untuk penelitian harus ditingkatkan. Berkacalah dari negara-negara maju yang alokasi anggaran penelitiannya sangat besar mencapai 5%.” Kembali diterangkan oleh ibunda dari Tricia Lelonowati, seorang penggiat budaya.
Menutup diskusi bersama 5 organisasi Kesehatan Republik Indonesia, Itet kembali menegaskan pentingnya anggaran yang memadai agar tujuan pelayanan kesehatan semakin maksmal.
” Dan masalah keterbatasan anggaran penelitian ini bahkan sering saya utarakan dalam rapat-rapat di Komisi IX DPR RI dengan tujuan mencapai manajemen pelayanan kesehatan yang maksimal.”pungkasnya.(red).