Jurnalpersada.com – Bandar Lampung : Anggota fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Bandar Lampung Fandi Tjandra, SE kembali gelar sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan hari Senin, 29 Juli 2023 pukul 9.30 pagi diperumahan puri perwata blok T no 6, kelurahan Bakung, kecamatan Teluk Betung Barat, kota Bandar Lampung.
Di iringi rintik hujan tidak menyurutkan ratusan warga masyarakat teluk Betung Barat dan sekitarnya hadir dalam kegiatan sosialisasi pagi hari ini turut dihadiri oleh TA ketua DPRD Kota Bandar Lampung, Melinda, S.sos yang juga menjabat sebagai Sekertaris DPC PDI Perjuangan Kota Bandar Lampung dan KH Ahmad Ishomuddin. M.Ag, Rais AM PBNU 2010 – 2015 dan juga sebagai Dosen di UIN Lampung sebagai narasumber sosialisasi.
Fandi Tjandra, SE anggota DPRD Kota Bandar Lampung yang telah 2 periode menjabat sebagai anggota DPRD kota Bandar Lampung ini menerangkan tujuan sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.
” Hari ini walaupun hujan, Terima kasih kepada bapak ibu sekalian, yang telah menyempatkan hadir dalam kegiatan sosialisasi hari ini, dan sosialisasi ini sangat penting bagi masyarakat kota Bandar Lampung khususnya yang berada di dapil saya, semoga dengan adanya sosialisasi ini kita dapat mengimplementasikan ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di masyarakat.” Ungkapnya singkat.
Sebagai moderator, Yopy Kahimpong, tokoh senior PDI Perjuangan provinsi Lampung sebagai moderator sosialisasi, mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi terus di gelar di provinsi Lampung bertujuan untuk membumikan Pancasila.
“Tujuan sosialisasi ini, kita ingin memberikan pemahaman bahwa pentingnya sosialisasi ideologi Pancasila untuk terus menerus dilakukan agar kita tidak lupa menyerap pancasila yang kemudian dipraktekkan dalam berbangsa dan bernegara”, ujarnya
Narasumber pertama, Melinda, S.sos mengungkapkan bahwa nilai nilai Pancasila harus di implementasikan dalam kehidupan sehari hari.
” Kita sebagai agen Pancasila dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman bernegara , jangan mau dipecah belah, jangan mau di kotak kotakan, karena ideologi negara kita sudah menjadi ketetapan yang disepakati oleh para pendiri bangsa”, ungkapnya.
Narasumber ke dua, KH Ahmad Ishomuddin. M.Ag. yang pernah menjadi salah satu Rais AM PBNU periode 2010 sampai 2015, menjelaskan banyak terjadinya intoleransi terutama yang terjadi dibeberapa negara di Timur tengah.
” Kita bangsa bhineka tunggal Ika, yang memiliki 700an bahasa satu satunya negara yang memiliki ribuan 17 ribu pulau, beraneka suku bangsa, tetapi sebagai bangsa yang besar ini memiliki perekat pemersatu, namanya PBNU, P-nya itu Pancasila, B-nya Itu Bhineka Tunggal Ika, N-nya itu NKRI, dan U-nya adalah Undang-Undang Dasar 1945, maka bersyukur kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia”,ungkapnya.
Kembali dijelaskan oleh KH Ahmad Ishomuddin. M.Ag. politik kebangsaan yang di cita citakan oleh Bangsa Indonesia adalah untuk memberikan pengaruh kepada bangsa Indonesia sendiri dan juga mampu memberikan pengaruh untuk bangsa lain.
“Politik kebangsaan itu ialah bagaimana bangsa kita ini menjadi bangsa yang besar tetap utuh tidak terpecah belah tidak hancur, karena negara Indonesia bukan negara Agama tapi negara untuk tiap tiap agama. Yang kedua politik kerakyatan, rakyat harus kuat dari seluruh sisi, kuat ideologi, kuat perkonomian, kuat sosial dan budaya, serta dilandasi oleh wawasan kebangsaan. Dan jangan menjadikan Agama sebagai alat politik, karena itu berbahaya dan membahayakan persatuan bangsa Indonesia,” ujar salah satu tokoh Agama yang pernah menjadi juru damai perang di Afganistan.(red)