Kostiana Ingatkan Pemuda Tentang Pentingnya 4 Pilar Kebangsaan

Jurnalpersada.com : Bandar Lampung – Sebagai salah satu upaya penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat, Anggota DPRD Lampung Kostiana kembali menggelar kegiatan Sosialisasi pembinaan ideologi Pancasila dan Wawasan kebangsaan di Jalan Abdul Kadir, Rajabasa Nunyai, Rajabasa, Sabtu (3/12/2022)

Kostiana yang merupakan Ketua fraksi PDI Perjuangan Lampung ini menyatakan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan yang sangat penting bagi penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara khususnya terhadap masyarakat.

“Pentingnya pilar-pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan Bhinneka Tunggal Ika harus diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari,” jelas Kostiana.

Menurut Sekretaris Komisi IV DPRD Lampung ini, pengaruh globalisasi yang semakin meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam, perlahan dapat mengikis rasa cinta tanah air dan nasionalisme masing-masing warga.

Selain itu, menurut Kostiana, Pancasila mengajarkan masyarakat Indonesia untuk hidup rukun, gotong royong dan toleransi, baik antar umat beragama, suku, ras dan budaya. Pancasila bisa membuat perbedaan menjadi satu kesatuan, bukan perpecahan.

“Sosialisasi ini dapat mengingatkan kembali kepada masyarakat khususnya pemuda-pemudi tentang sejarah bangsa Indonesia,” kata Kostiana

Bendahara PDI Perjuangan Lampung ini berharap generasi muda yang menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI dapat mengamalkan empat pilar kebangsaan.

“Dengan mengamalkan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Keutuhan NKRI, serta Bhineka Tunggal Ika dapat menjadi pedoman generasi muda. Karena kemerdekaan itu kita raih dengan perjuangan,” tambahnya.

Sementara, Ketua Bamusi Lampung Ust Suparman Abdul Karim yang menjadi narasumber dalam sosialisasi tersebut mengingatkan kepada masyarakat untuk membentengi diri dari hal-hal yang merusak Pancasila di tengah masyarakat, seperti halnya Paham Radikalisme.

“Akhir-akhir ini kita disuguhkan pemberitaan mengenai Khilafatul Muslimin yang notabenenya tidak percaya terhadap pemerintah dan kerap melakukan ujaran kebencian terhadap pemerintah. Ini harus kita hindari. Caranya dengan memahami nilai-nilai dalam Pancasila,” jelas Suparman.

Sebab menurutnya, radikalisme bisa menyusup ke tengah masyarakat karena ideologi kita mulai terkikis. “Usia remaja juga merupakan fase yang paling rawan dalam membentuk pola berpikir. Masa tersebut merupakan saat pikiran seorang individu sedang mencari jati diri,” ucapnya.

Suparman menjelaskan kenapa bisa muncul paham radikalisme dan terorisme di masyarakat dengan dalih agama. Menurutnya, agama yang berasal dari tuhan itu suci tapi menjadi tercemar ketika sudah sampai ke manusia.

“Ketika agama diturunkan kepada nabi dan utusan ini masih suci, ketika ditransfer ke penyampai agama mulai tercemar apalagi ini sudah beribu tahun jaraknya. Jadi tidak semua penceramah atau penceramah itu maunya Allah seperti itu, sehingga bisa ada malpraktik agama,” kata dia.

Ia melanjutkan, radikalisme dan terorisme adalah virus, sedangkan vaksinnya yang paling efektif adalah menggunakan bahasa agama. Pemikiran tersebut harus dilawan dengan pemikiran kepancasilaan dan disosialisasikan langsung ke masyarakat.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *