Jurnalpersada.com – Bandar Lampung : Ideologi Pancasila saat ini sudah banyak gangguan dan tantangan dari luar maupun dari dalam negeri sendiri, seperti halnya paham radikalisme yang mulai merebak di tengah masyarakat.
Tak hanya itu, nilai-nilai dalam Pancasila perlahan mulai terkikis bagi anak muda di tengah arus globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi.
Hal ini disampaikan Anggota DPRD Lampung Aprilliati SH MH di hadapan para santri dan pengurus Pondok Pesantren Nashihuddin saat menggelar Sosialisasi Pembinaan ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Ponpes Nashihuddin, Kelurahan Sumberrejo Sejahtera, Kemiling, Bandarlampung (6/8).
Menurut Anggota Komisi V DPRD Lampung ini, salah satu tujuan digelarnya sosialisasi ini yakni menumbuh kembangkan semangat Pancasila di tengah para pemuda, dalam hal ini para santri.
Dengan sosialisasi ini, kita ingin mendorong para pemuda dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang perlahan sudah terkikis dengan kemajuan teknologi dan tentunya penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI,” jelas Aleg DPRD Lampung dia periode ini.
Dalam kegiatan yang dihadiri Tahura Malagano dan Ust Suparman Abd Karim selaku narasumber, Aprilliati mengatakan bahwa merawat Pancasila merupakan kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Kita harus mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, kita harus saling menghargai, menghormati, toleransi, dan jangan mudah terprovokasi,” jelas Aprilliati.
Sementara itu, Ustadz Suparman yang menjadi narasumber dalam sosialisasi tersebut mengingatkan kepada masyarakat untuk membentengi diri dari hal-hal yang merusak Pancasila di tengah masyarakat, seperti halnya Paham Radikalisme.
“Akhir-akhir ini kita disuguhkan pemberitaan mengenai Khilafatul Muslimin yang notabenenya tidak percaya terhadap pemerintah dan kerap melakukan ujaran kebencian terhadap pemerintah. Ini harus kita hindari. Caranya dengan memahami nilai-nilai dalam Pancasila,” jelas Suparman.
Sebab menurutnya, radikalisme bisa menyusup ke tengah masyarakat karena ideologi kita mulai terkikis.
Usia remaja juga merupakan fase yang paling rawan dalam membentuk pola berpikir. Menurut dia, masa tersebut merupakan saat pikiran seorang individu sedang mencari jati diri.
“Remaja itu fase yang paling rawan, doktrin-doktrin yang sifatnya baik dan buruk sangat mudah tertanam di dalam pikiran. Maka dari itu, kita perlu membentengi diri kita dengan ideologi pancasila,” ucap dia.(red)